Kamis, 29 Oktober 2009

GUNUNG SALAK





Gunung salak merupakan salah satu objek pendakian yang cukup menantang bagi yang suka petualangan. Bagi anak-anak muda sekitar kota Bogor, sejak tahun 70-an lereng gunung salak yang penuh dengan tanaman nenas sudah menjadi tempat idaman untuk bertualang di hari libur. Selain alamnya yang indah, ya itu tadi ... di sana tersedia buah nenas segar yang melimpah.

Gunung Salak merupakan sebuah gunung berapi yang mempunyai beberapa puncak, di antaranya Puncak Salak I dan Salak II. Letak geografis puncak gunung ini ialah pada 6°43' LS dan 106°44' BT. Tinggi puncak Salak I 2.211 m dan Salak II 2.180 m dpl. Ada satu puncak lagi bernama Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.
Secara administratif, Gunung Salak termasuk dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor di Jawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani KPH Bogor, namun sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, kini bernama Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS).
Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur pendakian. Puncak yang paling sering didaki adalah puncak II dan I. Jalur yang paling ramai adalah melalui Curug Nangka, di sebelah utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada puncak Salak II.
Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati dekat Cicurug. Salak I bisa juga dicapai dari Salak II, dan dengan banyak kesulitan, dari Sukamantri, Ciapus.
Jalur lain adalah ‘jalan belakang’ lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu dekat Gunung Bunder.
Selain itu Gunung Salak lebih populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini. Juga memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula dikarenakan jalur yang dilewati jarang kita temukan cadangan air kecuali di Pos I jalur pendakian Kawah Ratu, beruntung di puncak Gunung ( 2211 Mdpl ) ditemukan kubangan mata air.Gunung Salak meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya.
Salah satu panorama alam yang indah di sini adalah Kawah Ratu. Berada di lereng puncak Gunung Salak 1 dan di tengah hutan yang relatif masih baik. Untuk menuju tempat ini, dapat melalui jalur Cangkuang atau melalui Pasir Reungit, Gunung Bunder. Di lokasi ini pendaki harus berhati-hati, tjangan terlalu lama dan terlalu dekat dengan sumber-sumber uap panas, karena setiap saat dapat  mengeluarkan gas-gas beracun yang sangat berbahaya.
Hutan di Gunung Salak terdiri dari hutan pegunungan bawah (submontane forest) dan hutan pegunungan atas (montane forest).
Bagian bawah kawasan hutan, semula merupakan hutan produksi yang ditanami Perum Perhutani. Beberapa jenis  pohon yang ditanam di sini adalah tusam (Pinus merkusii) dan rasamala (Altingia excelsa). Kemudian, sebagaimana umumnya hutan pegunungan bawah di Jawa, terdapat pula jenis-jenis pohon puspa (Schima wallichii), saninten (Castanopsis sp.), pasang (Lithocarpus sp.) dan aneka jenis huru (suku Lauraceae).
Di hutan ini, pada beberapa lokasi, ditemukan pula jenis tumbuhan langka yang bernama Rafflesia rochussenii.
Aneka margasatwa  yang bisa ditemukan di lingkungan Gunung Salak antara lain kodok, katak, reptil, burung dan mamalia. Berbagai jenis reptil seperti kadal dan ular juga sering dijumpai di kawasan ini, mulai dari bunglon (Brochocela jubata dan B. cristatella), kadal kebun (Mabuya multifasciata)  dan biawak sungai (Varanus salvator). Jenis-jenis ular di Gunung Salak belum banyak diketahui, namun beberapa di antaranya adalah ular tangkai (Calamaria sp.) ,lar siput (Pareas carinatus) hingga ular sanca kembang (Python reticulatus) yang panjangnya bisa mencapai beberapa meter.
Gunung Salak juga merupakan daerah yang kaya burung, Beberapa jenis yang cukup penting dari gunung ini ialah elang jawa (Spizaetus bartelsi) dan beberapa jenis elang lain, juga terdapat ayam hutan-merah (Gallus gallus), dan burung kuda (Garrulax rufifrons).
Mamalia yang pernah ditemukan, antara lainmacan tutul (Panthera pardus), owa jawa (Hylobates moloch), lutung surili (Presbytis comata) dan tenggiling (Manis javanica).




.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar