Selasa, 16 Maret 2010


TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT


Diumumkan/dinyatakan Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982 seluas 1.484.650 Ha.
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK. N0. 192/Kpts-II/1996 dengan luas 1.386.000 ha
Letak Prop. Sumatera Barat, Prop. Jambi, Prop. Bengkulu, Prop. Sumatera Selatan
Temperatur Udara 07° - 28° C
Curah Hujan Rata-rata 3.000 mm/tahun
Ketinggian Tempat 500 - 3.805 m dpl.
Taman Nasional Kerinci Seblat terletak di 4 wilayah propinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Sebagian besar kawasan taman nasional ini merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan Selatan di Pulau Sumatera bagian tengah. Secara geografi Taman Nasional Kerinci Seblat terletak pada 100°31'18" - 102°44' Lintang Timur dan 17'13" - 326'14" Lintang Selatan.
Luas Taman Nasional Kerinci Seblat (hasil tata batas) ditetapkan seluas 1.368.000 Ha dengan perincian:
  • seluas 353.780 Ha (25,86%) terletak di Propinsi Sumatera Barat;
  • seluas 422.190 Ha (30,86%) terletak di Propinsi Jambi;
  • seluas 310.910 Ha (22,73%) terletak di Propinsi Bengkulu; dan
  • seluas 281.120 Ha (20,55%) terletak di Propinsi Sumatera Selatan.
Wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat tersebar di 9 Kabupaten, 43 Kecamatan dan 134 Desa.
Dalam sejarah pembentukannya, taman nasional ini merupakan penyatuan dari kawasan-kawasan Cagar Alam Inderapura dan Bukit Tapan, Suaka Margasatwa Rawasa Huku Lakitan-Bukit Kayu embun dan Gedang Seblat, hutan lindung dan hutan produksi terbatas di sekitarnya yang berfungsi hidro-orologis yang sangat vital bagi wilayah sekitarnya.
Kelompok hutan tersebut merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) utama, yaitu DAS Batanghari, DAS Musi dan DAS wilayah pesisir bagian barat, DAS tersebut sangat vital peranannya terutama untuk memenuhi kebutuhan air bagi hidup dan kehidupan jutaan orang yang tinggal di daerah tersebut. Mengingat pentingnya peranan kelompok hutan tersebut, maka pada tanggal 4 Oktober 1982, bertepatan dengan Kongres Taman Nasional Sedunia di Bali, gabungan kawasan tersebut diumumkan sebagai Taman Nasional Kerinci Seblat
Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah sam pai ekosistem sub alpin serta beberapa ekosistem yang khas (rawa gambut, rawa air tawar dan danau).
Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat memiliki 4000 jenis tumbuhan yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae, dengan flora yang langka dan endemik yaitu pinus kerinci (Pinus merkusii strain Kerinci), kayu pacat (Harpulia alborera), bunga Rafflesia (Rafflesia arnoldi) dan bunga bangkai (Amorphophallus titanium dan A. decussilvae).
Potensi Flora dan Fauna
Taman Nasional Kerinci Seblat umumnya masih memiliki hutan primer dengan tipe vegetasi utama didominir oleh formasi :
  1. Vegetasi dataran rendah (200 - 600 m dpl)
  2. Vegetasi pegunungan/bukit (600 - 1.500 m dpl)
  3. Vegetasi montana (1.500 - 2.500 m dpl)
  4. Vegetasi belukar gleichenia/paku-pakuan (2.500 - 2.800 m dpl)
  5. Vegetasi sub alpine (2.300 - 3.200 m dpl)
Tidak kurang dari 4.000 jenis flora (63 famili) terdapat di kawasan yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae, Leguminosae, Lauraceae, Myrtaceae, Bommacaceae, Moraceae, Anacardiaceae, Myristicaceae, Euphorbiaceae dan Meliaceae. Sedangkan pada ketinggian 500 m - 2000 m dpl. didominasi oleh famili Fagaceae, Erycaceae dan semak-semak sub alpin dari jenis Vaccinium dan Rhododendron.
Beberapa jenis vegetasi yang khas di Taman Nasional Kerinci Seblat antara lain : Histiopteris insica (tumbuhan berpembuluh tertinggi) berada di dinding kawah Gunung Kerinci, berbagai jenis Nepenthes sp, Pinus mercusii strain Kerinci, Kayu pacat (Harpullia arborea), Bunga Raflesia (Rafflesia arnoldi), Agathis sp.
Hasil penelitian Biological Science Club (BScC) pada tahun 1993 di daerah buffer zone ditemukan 115 jenis vegetasi ethnobotanical yang banyak digunakan masyarakat setempat untuk berbagai keperluan seperti untuk obat-obatan, kosmetik, makanan, anti nyamuk dan keperluan rumah tangga.
Fauna yang tedapat dalam Taman Nasional Kerinci Seblat tercatat 42 jenis mammalia (19 famili), diantaranya : Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis), Macan dahan (Neopholis nebulosa), Harimau Loreng Sumatera (Panthera tigris sumatrensis), Kucing emas (Felis termminnckii), Tapir (Tapirus indica), Kambing Hutan (Capricornis sumatrensis); 10 jenis reptilia; 6 jenis amphibia, antara lain: Katak Bertanduk (Mesophyrs nasuta), 6 jenis primata yaitu : Siamang (Sympalagus syndactylus) Ungko (Hylobates agilis), Wau-wau Hitam (Hylobates lar), Simpai (Presbytis melalobates), Beruk (Macaca nemestrina) dan Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis). Di samping itu sudah tercatat 306 jenis burung (49 famili), diantaranya 8 jenis burung endemik seperti : Tiung Sumatera (Cochoa becari), Puyuh Gonggong (Arborophila rubirostris), Celepuk (Otus stresemanni), Burung Abang Pipi (Laphora inornata).
Topografi dan Iklim
Pada umumnya topografi Taman Nasional Kerinci Seblat bergelombang, berlereng curam dan tajam dengan ketinggian antara 200 sampai dengan 3.805 meter dpl. Topografi yang relatif datar dengan ketinggian 800 meter dpl terdapat di daerah enclave Kabupaten Kerinci.
Secara umum curah hujan di kawasan ini cukup tinggi dan merata. Rata-rata curah hujan tahunan berkisar antara 3.000 mm. Musim hujan berlangsung dari bulan September - Pebruari dengan puncak musim hujan pada bulan Desember. Sedangkan musim kemarau berlangsung dari bulan april - Agustus. Suhu udara rata-rata bervariasi yaitu 28° C di dataran rendah, 20° C di Lembah Kerinci dan 9° C di puncak Gunung Kerinci. Kelembaban 80-100%.
Obyek Wisata Alam dan Fenomena Alam
  • Gunung Kerinci (3.805 m dpl) : gunung tertinggi di Sumatera yang masih aktif, dapat didaki sampai puncak melalui jalan setapak dari Kersik Tuo selama 12 jam.
  • Danau Gunung Tujuh (1.996 m dpl) : merupakan kawah mati yang berisi air tawar seluas 1.000 Ha (panjang 4,5 km dan lebar 3 km), yang dikelilingi oleh 7 gunung dan meruapakn danau air tawar tertinggi di Asia, dapat dicapai melalui jalan setapak dari Pelompek selama 3 jam.
  • Bukit Tapan, padang satwa Inum Raya : merupakan padang penggembalaan dan habitat berbagai jenis mamalia besar (gajah, harimau, rusa, tapir) yang langsung dapat dilihat. Dari Sungai Penuh ke lokasi selama 6-10 jam dengan kendaraan bus dan jalan setapak.
  • Gunung Seblat (2.383 m dpl) : memiliki fenomena alam yang sangat unik dengan adanya padang-padang penggembalaan yang luas dengan berbagai jenis primata, terdapat bunga raksasa Raflesia arnoldi, dapat dicapai dari Muara Aman ke lokasi dengan jalan kaki selama 12 jam.
  • Bukit Gedang Seblat dan Bukit Kayu Embun : merupakan habitat badak sumatera, gajah dan harimau. Dapat dicapai dari Muko-muko ke lokasi dengan jalan kaki selama 10 jam.
  • Rawas Ulu Lakitan : memiliki potensi berupa air terjun S. Ampar, air terjun S. Keruh, air terjun S. Kerali, air terjun S. Koten dengan dinding-dinding yang terjal dan arus sangat deras yang baik untuk rafting. Dapat ditempuh dari napal Licin antara 1-3 jam.
  • Gunung Masurai terletak di Desa Sungai Lalang Kecamatan Muara Siau Kabupaten Surolangun Bangko (6,5 jam dari Kota Bangko). Disini terdapat hutan hujan tropis.
  • Goa Napal Licin dan Kasah. Melihat kompleks goa yang kaya akan stalaktit dan stalaknit.
  • Grao Solar, Nguak dan Kunyit. Melihat semburan air panas setinggi 15 meter dan pengamatan satwa.
  • Letter W. Melihat bunga Rafflesia dan bunga bangkai, serta kelinci sumatera.
  • Rawa Ladeh Panjang. Penelitian dan Pengamatan Satwa.
Obyek wisata budaya dan wisata lainnya diantaranya :
  • Wisata budaya : Melihat budaya suku Kubu yang masih tradisionil. Adat istiadat tanah Kerinci, tanah Minangkabau, tanah Bengkulu/Rejang Lebong, serta aspek seni budaya seperti pesta adat Kerinci (Kenduri Seko), tari-tarian klasik, pakaian adat, serta pusaka-pusaka adat. Acara pesta adat dilakukan setiap tahun sekali.
  • Obyek wisata lain di sekitar kawasan diantaranya : Taman Pagar Dewa di Bukit Rantau Bitung (Napal Licin) dianggap sebagai tempat keramat masyarakat, Danau Kerinci, Danau Depati empat, Rawa Bento, Air Panas Semurup, Air Panas Ketenong, pengambilan emas secara tradisional di Ketenong, Goa Napal Licin di Kecamatan Rawas Ulu (Sumatera Selatan), Muara Sako (Sumatera Barat) Pusat latihan gajah (PLG) di Ipuh, Pusat Kerajinan Tangan Rotan di Sungai Tutung, Kerajinan Batu Akik di Bengkulu dan Bangko, Pusat Kerajinan Pakaian Tradisional di sungai Penuh dan daerah pesisir. Terdapat kepercayaan masyarakat bahwa di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat terdapat makhluk dengan ciri-ciri pemalu, berjalan tegak, tidak berekor dan penuh misteri yang sering disebut sebagai "orang pendek" dan "sigung" sebagai penguasa hutan.
Kegiatan yang Dapat Ditawarkan
  • Penelitian dan pendidikan.
  • Pendakian dan berkemah.
  • Air terjun.
  • Pemotretan dan pembuatan film.
  • Rekreasi dan wisata alam.
  • Budaya masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat.
Fasilitas yang Tersedia
Kantor, Wisma Tamu, Pusat Informasi, Shelter, MCK, Jalan Trail, Menara Pengintai/Pengamat, Pondok Jaga, dll.
Informasi Lainnya
  • Danau Gunung Tujuh merupakan danau air tawar tertinggi di Asia (1.996 m dpl) yang dikelilingi oleh 7 buah gunung.
  • Musim kunjungan terbaik pada bulan Januari s/d Oktober.

Cara Mencapai Lokasi 
Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh melalui beberapa cara :
Padang - Tapan - Sungai Penuh (kendaraan darat), 278 km selama 7 jam.
Padang - Muaralabuh - Kersik Tuo, (kendaraan darat),  211 km selama 5-6 jam
Jambi - Sungai Penuh (kendaraan darat), 500 km selama 10 jam.
Bengkulu - Muara Aman (kendaraan darat), selama 4 jam.
Bengkulu - Argamakmur (kendaraan darat), selama 2 jam.
Bengkulu - Lubuk Linggau (kendaraan darat), selama 3 jam.
Palembang - Lubuk Linggau (kendaraan darat), selama 6 jam.
Lubuk Linggau - Muara Rupit - Surulangun - Napal Licin (kendaraan darat), selama 4 jam.
Muara Rupit - napal Licin (kendaraan air), selama 2 jam.
    No.
    Dari ke lokasi
    Jarak (km)
    Kondisi Jalan
    Keterangan
    1
    Jambi - Sungai Penuh
    500
    Jalan trans Sumatera/beraspal
    Bus
    Wisata alam
    2
    Sungai Penuh - Kersik Tuo
    40
    Jalan beraspal
    Bus/taxi
    Wisata alam
    3
    Sungai Penuh - Pelompek
    50
    Jalan beraspal
    Bus/taxi
    Wisata alam
    4
    Sungai Penuh - Semurup
    10
    Jalan beraspal
    Taxi
    Air panas
    5
    Sungai Penuh - Danau Kerinci
    15
    Jalan beraspal
    Taxi
    Danau, sungai
    6
    Sungai Penuh - Lempur
    35
    Jalan beraspal
    Bus/taxi
    Wisata alam
    7
    Sungai Penuh - Bukit Tapan
    25
    Jalan beraspal
    Taxi
    Wisata alam
    8
    Jambi - Surulangun
    200
    Jalan trans Sumatera/beraspal
    Bus
    Wisata alam

    Surulangun - Bangko
    75
    Jalan trans Sumatera
    Taxi
    Wisata alam

    Bangko - Dusun Tuo
    80
    Jalan beraspal
    Taxi
    Wisata alam

    Surulangun - Batang Asai
    60
    Jalan beraspal/sungai
    -
    Wisata alam & budaya
    1
    Padang - Tapan
    213
    Jalan trans Sumatera/beraspal
    Bus/taxi
    Wisata alam
    2
    Tapan - Sungai Penuh
    64
    Jalan beraspal
    Bus/taxi
    Wisata alam
    3
    Padang - Muara Labuh
    126
    Jalan beraspal
    Bus/taxi
    Wisata alam
    4
    Muara Labuh - Pelompek
    75
    Jalan beraspal
    Bus/taxi
    Wisata alam
    5
    Pelompek - Kersik Tuo
    10
    Jalan beraspal
    Bus/taxi
    Wisata alam
    1
    Bengkulu - Tapan
    352
    Jalan trans Sumatera/beraspal
    Bus/taxi
    Wisata alam
    2
    Tapan - Sungai Penuh
    64
    Jalan beraspal
    Bus/taxi
    Wisata alam
    3
    Bengkulu - Ipuh
    170
    Jalan beraspal
    Bus/taxi
    Wisata alam
    4
    Ipuh - Pusat Latihan Gajah
    35
    Jalan beraspal
    Taxi
    Wisata alam & budaya
    5
    Bengkulu - Argamakmur
    80
    Jalan beraspal
    Taxi
    Wisata alam
    6
    Argamakmur - Muara Aman
    60
    Jalan beraspal
    Taxi
    Wisata alam
    7
    Bengkulu - Curup
    85
    Jalan trans Sumatera
    Bus/taxi
    Wisata alam
    8
    Curup - Muara Aman
    65
    Jalan beraspal
    Taxi
    Wisata alam & budaya
    9
    Muara Aman - Ketenong
    15
    Jalan beraspal
    Taxi
    Wisata alam & budaya
    1
    Bengkulu - Lubuk Linggau
    160
    Jalan trans Sumatera
    Bus/taxi
    Wisata alam
    2
    Lubuk Linggau - Trawas
    40
    Jalan trans Sumatera/beraspal
    Taxi
    Wisata alam & budaya
    3
    Trawas - Napal Licin
    15
    Jalan sungai
    -
    Wisata alam & budaya
    4
    Trawas - Rupit
    93
    Jalan trans Sumatera
    Bus/taxi
    Wisata alam
    5
    Rupit - Pulau Kidak
    20
    Jalan beraspal/sungai
    -
    Wisata alam & budaya
Jarak antara Taman Nasional (Kerinci Seblat dengan kota-kota sekitarnya (km) :
Sungai Penuh
64 Tapan
277 213 Padang
161 224 305 Bangko
500 483 534 229 Jambi
419 483 574 269 319 Lubuk Linggau
579 352 565 410 479 160 Bengkulu
726 622 843 494 229 260 420 Palembang


Informasi Alamat Kantor:
Kantor UPT Taman Nasional. Jl. Basuki Rahmat No. 11, Sungai Penuh 32112, Jambi, Telp. 0748-22240, 22250 Fax. 0748-22300
Kantor sub Balai KSDA Propinsi Jambi, Jl. Arief Rahman Hakim No. 10 Jambi, Telp (0741) 26451.
Kantor Sub Balai KSDA Propinsi Sumatera Barat, Jl. Raden Saleh No. 4 Padang, Telp (0751) 54136.
Kantor Sub Balai KSDA Propinsi Bengkulu, Jl. Mahoni No. 11 Bengkulu, Telp. (0736) 21697.
Kantor Sub Balai KSDA Sumatera Selatan, Jl. Kol. H. Barlian Punti Kayu Km 6,5 Palembang, Telp. (0711) 410948.
E-Mail: btnks@padang.wasantara.net.id





[Home | Taman Nasional | Menu Perlindungan dan Konservasi Alam |Menu Pemb.Kehutanan ]
TAMAN NASIONAL BERBAK

Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK. No. 258/Kpts-II/1992 dengan luas 162.700 ha
Letak Kab.Tanjung Jabung, pada Prop. Jambi
Temperatur Udara 25° - 28° C
Curah Hujan Rata-rata 2.300 mm/tahun
Ketinggian Tempat 0 - 20 m dpl.
 
Taman Nasional Berbak merupakan kawasan konservasi hutan rawa terluas di Asia Tenggara yang belum terjamah oleh eksploitasi manusia. Keunikannya berupa gabungan yang menarik antara hutan rawa gambut dan hutan rawa air tawar yang terbentang luas di pesisir Timur Sumatera.

Jenis tumbuhan yang ada di taman nasional tersebut antara lain Meranti (Shorea sp), dan berbagai macam jenis palem. Taman Nasional Berbak terkenal memiliki paling banyak jenis palem tanaman hias di Indonesia. Jenis palem tanaman hias yang tergolong langka antara lain jenis Daun Payung (Johanesteijmannia altifrons) serta jenis yang baru ditemukan yaitu Lepidonia kingii (Lorantaceae) yang berbunga besar dengan warna merah/ungu.

Taman Nasional bernak juga merupakan habitat Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Tapir (Tapirus indicus), Kancil (Tragulus javanicus), 300 jenis burung seperti Kuntul Cina (Egretta eulophotus), Banagu Tong-tong (Leptoptilos javanicus), semua jenis Udang (Alcedinidae spp), Bebek hutan bersayap putih (Cairina scutulata), Kura-kura Gading (Orlitia borneensis), dan Tuntong (Batagur baska). Ratusan bahkan ribuan burung migran dapat dilihat di taman nasional ini, yang dapat menimbulkan kekaguman apabila burung-burung tersebut terbang secara berkelompok.

Pintu masuk bagian barat taman nasional ini harus menyelusuri sungai Air Hitam Dalam (warna airnya hitam seperti kopi). Dinamakan Air Hitam Dalam kerena pada waktu air laut surut; kotoran satwa, serasah daun dan lain-lain dari dalam hutan bakau dibawa air sungai tersebut menuju Sungai Batanghari dan terus ke laut.Air Hitam Dalam merupakan habitat Harimau Loreng Sumatera.
Taman Nasional Berbak tidak saja dilindungi secara nasional, tetapi juga secara internasional yaitu dengan ditetapkan sebagai Lahan Basah Internasional dalam konvensi RAMSAR.

Obyek Wisata Alam dan Wisata Budaya
Air Hitam Dalam. Menyelusuri sungai, dan pengamatan satwa dan tumbuhan.
Simpangkubu. Penelitian atau menjelajahi hutan, pengamatan satwa dan tumbuhan.
Air Hitam Laut. Penelitian atau menjelajahi hutan, pengamatan satwa dan tumbuhan.

Cara mencapai Lokasi

  • Dari Jambi menelusuri sungai Batanghari dengan menggunakan speed boat berbelok kekanan di Air Hitam Dalam, (+ 2 - 3 jam) atau Dari Jambi menelusuri sungai Batanghari dengan menggunakan speed boat langsung ke Nipah Panjang, (+ 4 - 5 jam).

  • Dari Nipah Panjang dilanjutkan ke Desa Air Hitam Laut, (+ 5 - 8 jam) melalui Laut Cina Selatan dengan memperhatikan keadaan cuaca ombak Laut Cina Selatan.
Informasi Alamat Kantor:
Jl. Prof. Dr. Sri Sudewi M. Sofyan No. 4, Jambi, Telp. (0741) 667983



[Home | Taman Nasional | Menu Perlindungan dan Konservasi Alam |Menu Pemb.Kehutanan ]




TAMAN NASIONAL BUKIT TIGA PULUH


Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK. No. 539/Kpts-II/1995 dengan luas 127.698 ha
Letak Kab. Indragiri Hulu, Indragiri Hilir pada Prop. Riau dan Kab. Bunga Tebo, Kab Tanjung Jabung pada Prop. Jambi
Temperatur Udara 28° - 37° C
Curah Hujan  -
Ketinggian Tempat 60 - 734 m dpl.
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh merupakan salah satu rangkaian pegunungan yang mempunyai potensi keanekaragaman janis tumbuhan dan satwa yang cukup tinggi dan endemik. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh secara administratif pemerintahan terletak di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir Propinsi Riau dan Kabupaten Bungo Tebo dan Tanjung Jabung Propinsi Jambi.
Tipe ekosistem yang menyusun hutan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh yaitu hutan dataran rendah, hutan pamah dan hutan dataran tinggi dengan jenis floranya antara lain:  Jelutung (Dyera costulata), Getah merah (Palaquium spp.), Pulai (Alstonia scolaris), Kempas (Koompassia excelsa), Rumbai (Shorea spp), Cendawan Muka Rimau (Rafflesia hasseltii), Jernang atau Palem Darah Naga (Daemonorops draco), berbagai jenis Rotan. Cendawan Muka Rimau merupakan tumbuhan khas dan endemik Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh memiliki 59 jenis mamalia, 6 jenis primata, 151 jenis burung termasuk Elang Jawa, 16 jenis Kelelawar dan berbagai jenis Kupu-kupu.
Disamping merupakan habitat satwa langka di antaranya : Gajah Sumatera (Elephas maximus), Harimau Loreng Sumatera (Panthera tigris sumatraensis), Rusa (Cervus unicolor), Siamang (Hylobates syndactylus), Lutung (Presbytis cristata) dan lain-lain, juga sebagai perlindungan hidro-orologis Daerah Aliran Sungai (DAS) Kuantan Indragiri.
Semula kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh merupakan hutan lindung dan hutan produksi terbatas. Meskipun demikian, kondisi hutan taman nasional tersebut relatif masih alami..
Masyarakat di sekitar Taman Nasional Bukit Tiga Puluh merupakan suku dengan adat istiadat dan budaya yang relatif masih sangat tradisional yaitu Suku Anak Dalam, Suku Talang Mamak. Masyarakat sekitar (terutama Suku Talang Mamak) percaya, bahwa bukit dan tumbuhan yang ada di taman nasional mempunyai kekuatan magis dalam kehidupan mereka. Secara tidak langsung mereka ikut berpartispiasi aktif dalam menjaga dan melindungi bukit/tumbuhan di taman nasional. Obyek Wisata Alam dan Wisata Budaya
  • Puputan Keling. Panorama alam dan pengamatan satwa/tumbuhan
  • Pintu Tujuh. Wisata Goa
  • Tembelung Berasap. Melihat panorama air terjun, mandi dan pengamatan tumbuhan
  • Batu Belipat dan Batu Gatal. Wisata Budaya
  • Sungai Gangsal, Sungai menggatai, Sungai Sipang. Kegiatan Arung Jeram
  • Kemantan. Wisata Budaya, untuk melihat upacara keagamaan Suku Talang Mamak
  •  
Cara Mencapai Lokasi
  • Pekanbaru - Siberida, 285 km (+ 4 jam) kendaraan roda 4,
  • Siberida - lokasi (jalan bekas HPH)
Kegiatan yang Dapat Dilakukan:
  • Penelitian.
  • Pemotretan dan pembuatan film.
  • Rekreasi dan wisata alam.
  • Budaya masyarakat sekitar taman nasional
Fasilitas yang Tersedia
  • Pondok jaga dan jalan setapak.
Informasi Alamat Kantor
Jl. Gerbang sari No. 9, Pematang reba, Rengat, Indragiri Hulu, Riau
Telp. (0769) 3412255 Fax. 341132
TAMAN NASIONAL SIBERUT


Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK. N0. 407/Kpts-II/1993 dengan luas 190.500 ha
Letak Kab. Kepulauan Mentawai, Prop. Sumatera Barat
Temperatur Udara 22° - 31° C
Curah Hujan 2900 - 3.700 mm/tahun
Ketinggian Tempat 0 - 500 m dpl.
Pulau Siberut merupakan salah satu di antara gugusan kepulauan Mentawai di Sumatera Barat yang memiliki ekosistem yang tinggi. Pulau ini terletak sekitar 100 – 155 km dari sebelah barat kota Padang yang dipisahkan oleh Selat Mentawai, seluas 60% kawasan ditutupi oleh hutan primer Dipterocarpaceae, hutan primer campuran, rawa, hutan pantai, dan hutan mangrove
Hutan di taman nasional relatif masih alami, yaitu dengan banyaknya pohon-pohon yang besar dengan tinggi +.60 meter.
Taman nasional Siberut memiliki 4 jenis satwa primata yang tidak ditemukan pada daerah-daerah lainnya di dunia (endemik) yaitu Bokkoi (Macaca pagensis), Lutung mentawai/Joja (Presbytis potenziani), Bilao (Hylobats klossii), dan Simakobu (Simias concolor). Selain itu, terdapat 4 jenis bajing yang endemik, 17 jenis satwa mamalia dan 130 jenis burung (4 jenis endemik).
Taman Nasional Siberut merupakan salah satu yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfir biosfir karena keunikan dan pentingnya ekosistem pulau tersebut
Karakteristik Endemik
Pulau Siberut telah terpisah lebih dari ½ juta tahun yang lalu oleh air laut dari daratan Asia. Proses pemisahan sejak zaman Es (Pleistocene) ini telah menjadikan Pulau Siberut memiliki keunikan flora, fauna, ekosistem, kebudayaan masyarakat asli dan kehidupan yang bertajhan serta terlepas dari proses evolusi yang dinamis. Akibat proses isolasi yang lama ini menjadikan timbulnya sifat endemik bagi flora dan fauna.
Walaupun hutan di Siberut, termasuk hutan tropis, karena mempunyai curah hujan dan suhu yang cukup tinggi, Namun susunan hutan di pulauini, memiliki keunikan-keunukan tertentu yang berbeda dengan hutan tropis lainnya.
Kekayaan Flora
Tipe Hutan Siberut didominasi oleh vegetasi dipterocarpaceae, rawa dan hutan mangrove. Hasil penelitian LIPI di Siberut terdapat sekitar 846 jenis tumbuhan yang terdiri dari 390 marga dan 131 keluarga. Selain tumbuhan yang ada rata-rata 15 % adalah jenis endemik.
Hutan Dipterocarpaceae
Terdapat di derah punggung (puncak-puncak) bukit dengan potensi ekonomi, ekologi dan hidrologis yang tinggi. Jenis dominan di daerah Siberut Utara adalah marga Diptericarpus. Sedang didaerah Siberut selatan adalah jenis-jenis Shorea dan Hopea. Jenis flora endemiknya adalah Horsfieldia macrothysa dan Mesua cathrinae.
Hutan campuran
Merupakan type paling luas dan meiliki biodiversity paling tinggi terdapat di daerah pamah pada lembah sampai lereng-lereng perbukitan dibawah hutan Dipterocarpaceae jenis endemisnya adalah Aporusa quadrilocularis, Diospyros brevicalyx, Drypetes subsymmetrica, Horsfieldia macrothysa dan Mesua catharinae.
Hutan Pantai
Umumnya ditemui di sepanjang pantai barat dengan dominasi Baringtonia, banyak ditumbuhi pandan, cemara laut dan memiliki jenis endemik Drypetes subsymmetrica.
Hutan Rawa
Pada bentangan pamah datar yang tergenang air. Hutan ini mempunyai jenis flora khusus dan terbatas serta didominasi oleh Terminalia phellocarpa. Tumbuhan tanah terdiri dari rotan, pandan dan palm berbulu dengan jenis endemik Horsfieldia macrothysa.
Hutan Mangrove
Tidak kurang dari 63% jenis pohon hutan mangrove yang ada di Indonesia di jumpai di Pantai Timur Pulau Siberut dimana terdapat laut dangkal dan banyak sungai yang mengedapkan lumpur. Jenis-jenis yang ditemui antara lain dari marga Rhizophora, Bruguiera dan Sonnetaria.
Hutan Terganggu (Sekunder)
Berhubung erat dengan faktor sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan dan umumnya terletak dekat dengan pemukiman dan aliran sungai. Hutan terganggu ini akibat dari gangguan masyarakat seperti pembakaran atau hutan sekunder bekas HPH.
Tegakan Sagu
Tersebar di lahan rawa. Pohon Sagu Metroxylon sagu di pulau ini memiliki batang besar dan tinggi sampai dengan 18 meter yang merupakan cadangan dan bahan sumber pangan (karbohidrat) bagi masyarakat Siberut sejak ratusan tahun yang lalu.
Kekayaan Fauna
Fauna yang paling menarik dan merupakan kekayaan luar biasa adalah empat species primata endemik yang hanya dimiliki oleh kepulauan Mentawai yaitu:
# Bilou atau Siamang edil ( Hylobates klosii ).
Sejenis owa yang hanya terdapat di Pulau mentawai. Primate ini memiliki suara yang indah dan merupakan dasar dari suara owa–owa yang ada di Asia, hidupnya berkeluarga.
# Simakubo atau Monyet ekor babi (Simia Concolor)
Cirinya sangat unik dan lebih dekat kekerabatanya dengan bekatan yang hidupnya di Kalimantan. Simakobu yang berwarna emas ditakuti penduduk, bila tertangkap, tengkoraknya tidak disimpan di dalam rumah.
# Joja atau Lutung Mentawai (Presbytis potenziani)
Salah satu 8 jenis Lutung di Indonesia yang paling indah. Kehidupan sosialnya berbeda dengan jenis primata lainnya, jantan dan betina bersuara dengan prilaku primitif, satu jantan dengan beberapa betina (harem).
Tercatat 27 jenis mamalia yang ditemukan, dimana 65% merupakan jenis endemik dengan mamalia terbesar adalah rusa sambar (Cervus unicolor oceanus). Kemudian kelelawar, lima jenis tupai, tiga jenis tikus, loga / bajing hitam (Callosciurus melanogaster).
Pada ekosistem laut danpantai terdapat ikan duyung (Dugong dugon), lumba-lumba mulut botol, ikan hias dan formasi bertumbu karang yang menarik. Paling sedikit 116 jenis burung dan hanya memiliki satu species endemik yaitu burubg hantu mentawai (Otus mentawai).
Kekayaan reptilia dan amfibi meliputi:
Ular sanca kembang (ular pemangsa utama), terdapat satu species endemik dari ular Calamaria klossi dan satu sub species endemik Boiga nigreceps brevicaudata, buaya muara (Crocodylus porosus), tiga species kura-kura laut Chelonia mydas (kura-kura hijau), Eretmochelys imbricata (kura-kura Hawksbill), Dhermochelys coriacata (kura-kura tempurung). Jenis invertebrata diantaranya Acridiae, Zeroptera, Amathusiidae, Araneae, Cicadiae dan kepiting air tawar, molusca air tawar dan kepiting air tawar (Palecypoda), polymesoda, Gastropoda serta Ephemeroptera (serangga).
Kekayaan Hasil Hutan Non Kayu
Sumber Daya Ekonomi
Tumbuhan terutama rotan (Calamus manan / manau, Calamus caesius / sago, Daemonorops sp / tabu-tabu, Calamus sp / ugei), gaharu (Aquilqria malaccensis), nilam, kayu manis, damar, minyak kruing, madu dan buah-buahan merupakan potensi ekonomi yang bernilai tinggi bagi masyarakat terutama sebagai bahan furniture atau kosmetika dan memiliki potensi untuk di budidayakan.
Tumbuhan Obat
Terdapat kurang lebih 503 jenis dari 109 famili tanaman yang terdapat di Pulau Siberut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai bahan ramuan obat tradisional oleh Dukun Pengobatan (Sikerei). Tumbuhan tersebut adalah pasak bumi (Eurycomia Latifalia), Calan sp (demam pada anak-anak),
TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER

Diumumkan/dinyatakan Menteri Pertanian, tahun 1980 dengan luas 792.675 ha
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK. N0. 276/Kpts-VI/1997 dengan luas 1.094.692 ha
Letak Prop. Sumatera Utara dan Prop. D.I. Aceh
Temperatur Udara 21° - 28° C
Curah Hujan 2000 - 3.200 mm/tahun
Ketinggian Tempat 0 - 3.381 m dpl.
Taman Nasional Gunung Leuser merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan pantai, dan hutan hujan tropika dataran rendah sampai pegunungan.
Jenis batuannya terdiri dari batuan sedimen, batuan vulkanik, batuan kapur, batuan pluton, batuan alluvium dan batuan lainnya, keadaan tanahnya didominasi oleh komplek podsolik coklat, podsolik dan litosol.
Taman Nasional Gunung Leuser merupakan salah satu yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfir. Berdasarkan kerjasama Indonesia - Malaysia, juga ditetapkan sebagai "Sister Parks" dengan Taman Negara National Park (Malaysia).
Potensi Flora
Kawasan terdiri dari hutan pantai/rawa, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi dan pegunungan yang sebagian besar kawasan didominir oleh ekosistem hutan Dipterocarpaceae dengan flora langka khas Raflesia atjehensis dan Johanesteinimania altifrons (pohon payung raksasa) dan Rizanthes zippelnii yang merupakan bunga terbesar, langka dan dilindungi dengan diamater 1,5 meter. Selain itu, itu terdapat tumbuhan yang unik yaitu ara atau tumbuhan paceklik.
Taman Nasional Gunung Leuser, memiliki penyebaran vegetasi hutan yang komplit mulai dari vegetasi hutan pantai/rawa, hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi dan pegunungan. Diperkirakan ada sekitar 3.500 jenis flora.
Potensi Fauna
Taman Nasional Gunung Leuser juga kaya akan jenis fauna mulai dari Mamalia dan/Primata, Carnivora, Herbivora, Aves, Reptil, Amphibi, Pisces dan Invertebrata. Diperkirakan ada sekitar 89 jenis satwa yang tergolong langka dan dilindungi ada di sini di samping jenis satwa lainnya.
Untuk jenis mamalia dan/Primata Taman Nasional Gunung Leuser memiliki 130 jenis mamalia atau sepertiga puluh dua dari keseluruhan jenis mamalia yang ada di dunia atau seperempat dari seluruh jumlah jenis mamalia yang ada di Indonesia. Diantaranya yang paling menonjol adalah Mawasa (Pongo pygmaeus abelii), Sarudung (Hylobates lar), Siamang (Hylobates syndactilus), Kera (Macaca fascicularis), Beruk (Macaca nemestriana) dan Kedih (Presbytis thomasi). Untuk jenis satwa carnivora seperti Macan dahan (Neofelis nebulosa), Beruang (Helarctos malayanus), Harimau sumatera (Phantera tigris Sumatraensis). Jenis satwa herbivora seperti Gajah (Elephas maximus), Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatraensisi), Rusa (Cervus unicolor).
Jenis satwa Aves/burung , diperkirakan ada sekitar 325 jenis burung di Taman Nasional Gunung Leuser atau sepertiga puluh dari jumlah jenis burung yang ada di dunia. Diantaranya yang paling menonjol adalah Rangkong Badak (Buceros rhinoceros).
Jenis fauna Reptilia dan Amphibia didominasi oleh jenis fauna ular berbisa dan Buaya (Crocodillus sp). Untuk fauna jenis Pisces yang menarik adalah Ikan Jurung (Tor sp), yang merupakan ikan khas Sungai Alas dan dagingnya terkenal akan kelezatannya serta bisa mencapai panjang 1 meter. Sedangkan jenis fauna Invertebrata, didominasi oleh Kupu-kupu.
Satwa langka dan dilindungi yang terdapat pada hutan Taman Nasional Gunung Leuser antara lain:
  • Orang Utan (Pongo pygmaeus abelii)
  • Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)
  • Harimau loreng Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
  • Gajah Sumatera (Elephas maximus)
  • Beruang Madu (Helarctos malayanus)
  • Burung Rangkong Papan (Buceros bicornis)
  • Anjing Ajag (Cuon Alpinus)
  • Siamang (Hylobates syndactylus)
Potensi Obyek Wisata dan Penelitian
Taman Nasional Gunung Leuser, di samping merupakan kawasan pelestarian alam yang kaya akan jenis flora dan faunanya juga kaya akan panorama alam yang indah dan dapat dijadikan obyek dalam kegiatan Ekotourism seperti berpetualang di alam bebas/berjalan-jalan di hutan, rekreasi, berkemah, mengamati burung, memancing, arung jeram/rafting dan lainnya di dalam zona Pemanfaatan Taman Nasional Gunung Leuser. Taman Nasional Gunung Leuser juga meruapakan laboratorium alam yang terlengkap dan merupakan potensi besar untuk kegiatan penelitian serta kegiatan shooting film.
Potensi Kawasan :
Musim kunjungan terbaik adalah bulan Juni s/d Oktober. Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi, antara lain:
Gurah. Melihat dan menikmati panorama alam, lembah, sumber air panas, danau, air terjun, pengamatan satwa dan tumbuhan seperti bunga Rafflesia, Orang Utan, Burung, Ular dan Kupu-kupu.
Rehabilitasi Orangutan Bohorok. Melihat Orang Utan yang sedang diberi makan, selain itu terdapat panorama sungai, bumi perkemahan, dan pengamatan burung.
Kluet. Bersampan di sungai dan danau, trekking pada hutan pantai dan wisata goa. Daerah ini merupakan basis harimau.
Sekundur. Berkemah, wisata goa dan pengamatan satwa.
Ketambe dan Suak Belimbing. Penelitian primata dan satwa lain yang dilengkapi rumah peneliti dan perpustakaan.
Gunung Leuser (3.404 m dpl), dan Gunung Kemiri (3.314 m dpl). Memanjat dan mendaki gunung. Untuk kegiatan pendakian gunung, ada 2 (dua) puncak tertinggi yang dapat dijadikan Titik Tujuan Pendakian di samping puncak gunung lainnya.
  1. Gunung Leuser (3404 M)
  2. Perjalanan ke puncak Gunung Leuser dapat dimulai dari Agusan (sebelah barat Blangkejeren - Aceh Tenggara) dengan waktu tempuh diperkirakan 15 hari dan dari Panosan (Blangkejeren - Aceh Tenggara) dengan waktu tempuh diperkirakan 9 hari. Obyek selain medan lapangan Gunung Leuser yang dapat dinikmati adalah hutan tropis yang masih perawan, hutan dataran tinggi yang lebat, hutan lumut padang bunga liar yang luas, harimau, rusa, burung dan satwa primata lainnya.  
  3. Gunung Kemiri (3314 M)
    Perjalanan menuju puncak Gunung Kemiri dapat dimulai dari Gumpang (Aceh Tenggara - Propinsi DI Aceh) melalui lereng-lereng di sebelah barat Sungai Alas, dengan waktu tempuh diperkirakan selama 5 hari. Obyek yang dapat dinikmati adalah hutan tropis yang perawan, panorama puncak Gunung Leuser dan Gunung Bendahara, Kota Kutacane, primata (Orang Utan, Gibbon, Siamang, Kera), Rusa, Harimau dan lainnya.
Arung Jeram Sungai Alas. Untuk kegiatan rafting menyusuri Sungai Alas, dapat dilakukan di lokasi:
Sungai Alas (Gurah - Aceh Tenggara) sampai ke Gelombang (Aceh Selatan) dengan pembagian rute, yakni:
  1. Dari Gurah sampai Muara Situlen, waktu perjalanan selama 2 hari.
  2. Gurah sampai Gelombang, waktu perjalanan selama 5 hari.
  3. Dari Muara Situlen sampai Gelombang, waktu perjalanan 3 hari.
Sarana dan Prasarana yang Tersedia
Sarana dan prasarana yang tersedia di dalam obyek wisata antara lain : penginapan tradisional s/d bungalow, kantin/restaurant, visitor centre/tourist information, jalan setapak (trail) untuk menikmati hutan, sumber air panas, air terjun, areal berkemah, tower, shelter dan petugas pemandu Taman Nasional Gunung Leuser yang berpengalaman dan siap untuk berbagai kegiatan.
Visitor Centre Boerohok di Bukit lawang
Obyek yang menarik untuk dinikmati berupa panorama alam hutan tropis dan perkampungan rakyat tradisional di sepanjang tepian Sungai Alas, medan sungai yang berarus tenang sampai deras dan jeram-jeramnya yang membawa keasyikan tersendiri dan memerlukan keberanian yang tinggi. Dan juga jenis satwa yang turun minum ke tepi sungai seperti primata, rusa, babi hutan, gajah, burung, dan mandi di Sungai Alas yang sejuk dan jernih.
Cara Mencapai Lokasi Taman Nasional :
  • Medan - Kutacane (+ 240 km), 8 jam dengan mobil.
  • Kutacane - Gurah/Ketambe (+ 35 km), 30 menit dengan mobil.
  • Medan - Bohorok/Bukit Lawang (+ 60 km), 1 jam dengan mobil.
  • Medan - Sei Betung Sekundur (+ 150 km), 2 jam dengan mobil.
  • Medan - Tapak Tuan (+ 260 km), 10 jam dengan mobil.
Alamat Kantor Taman Nasional Gunung Leuser:
Jl. Raya Blangkejeren No. 37 Tanah Merah, Km. 3, PO.Box 16, Kutacane, D.I. Aceh
Telp. (0629)21358 Fax. 21016
E-Mail: tnglaceh@indosat.net.id



[Home | Taman Nasional | Menu Perlindungan dan Konservasi Alam |Menu Pemb.Kehutanan ]

SEBARAN TAMAN NASIONAL DI INDONESIA




Pulau Sumatera (8 lokasi)










Pulau Jawa (9 lokasi)
  1. Ujung Kulon (Jawa Barat)
  2. Kepulauan Seribu (DKI Jakarta)
  3. Gunung Halimun (Jawa Barat)
  4. Gunung Gede Pangrango (Jawa Barat)
 
  1. Laut Karimun Jawa (Jawa Tengah)
  2. Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur)
  3. Meru Betiri (Jawa Timur)
  4. Baluran (Jawa Timur)
  5. Alas Purwo (Jawa Timur)

Pulau Bali dan Kepulauan di Nusa Tenggara (6 lokasi)
Pulau Bali (1 lokasi):
  1. Bali Barat (Bali)
Pulau Lombok (1 lokasi):
  1. Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat)
Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar (1 lokasi):
  1. Komodo (Nusa Tenggara Timur)
Pulau Sumba (2 lokasi):
  1. Manupeu Tanah Daru (under construction)
  1. Laiwangi Wanggameti (under construction)
Pulau Flores (1 lokasi):
  1. Kelimutu (Nusa Tenggara Timur)


Pulau Kalimantan (6 lokasi)








  1. Danau Sentarum (under construction)









Pulau Sulawesi (6 lokasi)














Papua (Irian jaya) dan Maluku
Maluku:
Pulau Seram (1 lokasi):
  1. Manusela (Maluku)
Papua (Irian Jaya):
Pulau Papua (Irian) (3 lokasi):







Kegiatan yang dapat dilakukan di Taman Nasional
Tata Tertib Kunjungan di Taman Nasional
Tanda/Simbol yang Digunakan pada Halaman Informasi Taman Nasional






[Home | Taman Nasional | Menu Perlindungan dan Konservasi Alam |Menu Pemb.Kehutanan ]

TAMAN NASIONAL GUNUNG RINJANI

TAMAN  NASIONAL  GUNUNG  RINJANI

Alamat : Jl. Majapahit No. 54B - Mataram

Nusa Tenggara Barat

Telp. (0370) 27851

  • Dinyatakan sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan tahun 1990 dengan luas ± 41.330 ha. Secara administratif pemerintahan berada pada 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Lombok Barat, kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Dati I Nusa Tenggara Barat.
  • Cara mencapai lokasi :
  •  
    • Mataram - Selong - sambelia - Sembalun Lawang, ± 140 km (4,5 jam)
    • Mataram - Bayan - Senaru, ± 82 km (2,5 jam)
    • Mataram - Bayan - torean, 85 km (2,5 jam)
    • Mataram - Masbagik - Kutaraja - Tetebatu, 60 km (1,7 jam)
       
  • Potensi kawasan :
    Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan daerah yang bergunung-gunung dengan ketinggian antara 550 m s/d 3.000 m dpl. Puncak ketinggian terdapat di Gunung Rinjani (3.726 m dpl) yang merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia. Mempunyai iklim tropis dengan rata-rata curah hujan sekitar 2.066 mm per tahun di Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Tengah. Di lembah sebelah Barat G. Rinjani terdapat Danau Segara Anak (2.008 m dpl) yang airnya berbau belerang dengan suhu yang berbeda yaitu mulai dari dingin, hangat sampai panas. Beberapa tipe vegetasi yang ada di Taman Nasional yaitu hutan hujan tropis dataran rendah, hutan hujan tropis pegunungan, hutan sekunder dan hutan-hutan sepanjang aliran sungai. Beberapa flora yang ada di Taman Nasional Rinjani antara lain Bayur (Pterospermun javanicum), Mahoni (Swietenia macrophilla), Beringin (Ficus superba), Suren (Toona sureni), bunnga abadi "Eidelweis", anggrek (Vanda sp.), Lumut jenggot (Usnea sp.) dan lain-lain. Sedangkan fauna yang ada di Taman Nasional Rinjani antara lain Rusa (Cervus timorensis), Kijang (Muntiacus muntjak), Landak (Hystrix javanica), Lutung (Presbytis sp.), Burung koakiau (Philemon buceroides), Kakatua putih (Cacatua sp.) dan lain-lain. Terdapat satwa yang tidak terdapat di tempat lain yaitu Burung penghisap madu (Lichmera lombokia).
  • Kegiatan yang ditawarkan :
    • Rekreasi dan pariwisata alam antara lain hiking, berkemah, mandi air panas, air terjun, panorama alam dan pegunungan.
    • Penelitian
    • Upacara ritual di sekitar G. Rinjani
       
  • Fasilitas yang tersedia :
    Pondok kerja, pondok jaga, shelter, pintu gerbang, kolam mandi/MCK, jalan setapak dan lain-lain.
     
  • Informasi lainnya :
    • Taman Nasional Rinjani merupakan Sub Region Wallacea dengan Pulau Lombok sebagai perbatasannya
    • Pendakian G. Rinjani harus melapor kepada petugas, karena banyak daerah-daerah yang berbahaya untuk pendakian
    • Belum ada pengusahaan pariwisata alam

Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani
Kekayaan Sumber Daya Alam
Tempat-tempat yang patut dicatat dan dikunjungi
Route perjalanan ke Taman Nasional Gunung Rinjani
Tertib Pengunjung


KAWASAN  TAMAN  NASIONAL  GUNUNG  RINJANI

Kelompok hutan, Gunung Rinjani seluas 125.200 ha., mempunyai fungsi sebagai hutan lindung 51.500 ha, hutan produksi terbatas 9.935 ha, hutan produksi biasa 22.975 ha serta suaka margasatwa 41.330 ha yang telah menjadi Taman Nasional Gunung Rinjani sesuai dengan pernyataan Menteri Kehutanan No. 448/Menhut-VI/90 tanggal 6 Mei 1990, pada acara puncak Pekan Konservasi Alam Nasional III di Mataram, Nusa Tenggara Barat bulan Maret 1990.
Taman Nasional Gunung Rinjani menyuguhkan tantangan kepada para pengunjung untuk menikmati kekayaan dan keindahan alamnya yang khas dan unik.
Iklim tropis P. Lombok dipengaruhi oleh angin Muson Tenggara (Angin Timur) yang sifatnya kering pada bulan April s/d September dan angin Muson Barat Laut yang sifatnya basah yang terjadi pada bulan Oktober s/d April. Curah hujan di sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani berkisar antara 2000-4000 mm/tahun di bagian Selatan dan Tengah, sedangkan di kawasan bagian Timur lebih kering dengan rata-rata curah hujan 1.200 mm/tahun.
Pemandangan kaki Gunung Rinjani
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan pegunungan tinggi dengan beberapa gunung yang masih aktif, memanjang dari Timur ke Barat 65 km dari Utara ke Selatan.
Ketinggian puncak Gn. Rinjani adalah 3.726 m dpl. merupakan gunung tertinggi ke 3 di Indonesia. Di ujung Barat Gn. Rinjani terdapat kal
Berbagai jenis kekayaan sumber daya alam terkandung di dalam kawasan Taman Nasional Gn. Rinjani, baik flora, fauna maupun gejala keunikan dan keindahan alam.
Tipe vegetasi utama yang menyusun kawasannya adalah vegetasi hutan pegunungan. Pada ketinggian 1.000-2.000 m antara lain ditumbuhi pohon beringin (Ficus superba), Garu (Dysoxylum sp), Bayur (Pterospermum javanicun) dan lain-lain. Sedangkan pada ketinggian 2.000-3.000 m terdapat Cemara Gunung (Casuarina junghunniana), Malaka (Phyllanthus emblica) dan lain-lain. Di atas ketinggian 3.000 m hanya terdapat rumput-rumputan dan batuan.

Satwa yang menghuni Taman Nasional Gn. Rinjani antara lain Rusa (Cervus timorensis), Kijang (Muntiacus muncak), Kera Hitam (Presbytis cristata), Landak (Hystrix javanica) dan lain-lain. Jenis burung antara lain Koakiau (Philemon buceroides), Belibus (Caerina aculata), Elang, Kakatua putih kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea occidentalis), Pering (Loriculus vernalis) dan lain-lain.
Di samping potensi kekayaan alam yang berupa flora dan fauna yang beraneka ragam jenisnya. Taman Nasional Gn. Rinjani juga memiliki kekayaan alam lain yang tidak kalah menariknya yaitu kekayaan berupa keunikan dan keindahan alam. Gabungan semua kekayaan inilah yang membuat Taman Nasional Gn. Rinjani mempunyai potensi pariwisata yang cukup tinggi.
dera selebar 6 km dengan dinding yang tinggi dan curam, yang di lembahnya terdapat sebuah danau yang luas dan dangkal. Danau ini terletak pada ketinggian 2.008 m dpl. Dari dalam danau muncul sebuah gunung yang masih aktif yaitu Gunung Baru (2.376 m dpl).

TEMPAT-TEMPAT YANG PATUT DICATAT DAN DIKUNJUNGI

  1. Danau Segara Anak seluas ± 156 ha yang dikelilingi oleh gunung-gunung yang merupakan dinding kaldera berwarna-warni dan sangat menarik para pengunjung, begitu pula dengan air danau yang berwarna-warni pada ketinggian 2.008 m dpl. serta pemandangan yang sangat menakjubkan.
  2. Dari puncak Gn. Rinjani dapat dinikmati pemandangan yang menakjubkan ke arah danau dan keseluruhan komplek pegunungan serta dalam keadaan cuaca baik dapat melihat pemandangan P. Lombok dan P. Sumbawa.
  3. Adanya sumber air panas (air belerang) di sekitar Danau Segara Anak (di hulu Kali Putih) yang merupakan tempat berobat bagi para pengunjung yang berpenyakit kulit dan sumber air panas Sebau terdapat di antara jalan Pesugulan dan Sembalun.
  4. Adanya air terjun Diotak Kokok Gading dan Sendang Gile banyak dikunjungi para pengunjung terutama pada hari-hari besar/libur.
ROUTE  PERJALANAN
KE  TAMAN  NASIONAL  GUNUNG  RINJANI

  1. Melalui Sembalun :
    • Mataram-Aikmel-Sembalun (4-5 jam kendaraan umum)
    • Sembalun Lawang-Puncak Gn. Rinjani (7 jam)
    • Puncak Gn. Rinjani-D. Sehara Anak (4 jam)
    • Sembalun Lawang-D. Segara Anak (8-10 jam)
   B.  Melalui Bayan/Senaru :
    • Mataram-Bayan (3-4 jam kendaraan umum)
    • Bayan-Pelawangan (7-10 jam jalan kaki)
    • Pelawangan- D. Segara Anak (2-3 jam)
    • D. Segara Anak-Pelawangan Sembalun (4-5 jam)
    • Pelawangan-Sembalun-Puncak Gn. Rinjani (2 jam) 
HAL-HAL  YANG  PERLU  DIKETAHUI  OLEH  PENGUNJUNG

Pengunjung yang hendak memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani perlu memperhatikan antara lain :
  1. Pengunjung dengan tujuan penelitian harus mendapat izin dari Dirjen PHPA Pusat, sedangkan untuk tujuan rekreasi harus mendapat ijin dari Kantor Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat. Alamat : Jl. Majapahit No. 54 B, Mataram.
  2. Pendaki disarankan membawa penunjuk jalan (guide) yang sudah berpengalaman.
  3. Pendaki disarankan melalui Bayan dan Sembalun.
  4. Para pengunjung diharapkan untuk menjaga kebersihan kawasan dengan tidak mencoret-coret dan atau memahat pohon, batuan, bangunan dan lain sebagainya.
  5. Mendirikan tenda terbatas pada tempat-tempat yang telah ditentukan.
  6. Penggunaan api dibatasi pada tempat-tempat yang telah ditentukan.
  7. Penggunaan api dibatasi pada tempat-tempat tertentu untuk mencegah kebakaran.
  8. Menjaga tata tertib, disiplin dan menataati peraturan-peraturan lainnya selama berada dalam kawasan.
  9. Setelah selesai melakukan pendakian/berkemah, agar melapor kembali ke Kantor Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat atau Pos KSDA terdekat.